Perencanaan dan penyambungan sebuah jaringan local
PERANCANGAN JARINGAN LAN
Jaringan
lokal atau Local Area Network adalah sekumpulan dua atau lebih komputer
yang berada dalam batasan jarak lokasi satu dengan yang lain, yang
saling terhubung langsung atau tidak langsung. LAN dibedakan atas cara
komputer tersebut saling terkoneksi, baik secara logik maupun fisik.
Komputer dalam sebuah LAN bisa berupa PC, Macintosh, Unix, Minicomputer,
Mainframe ataupun hardware lain dengan arsitektur yang berbeda,
walaupun ada batasan dalam setiap mesin untuk saling terkoneksi dengan
mesin lain berupa batasan fisik dan logik. Sebuah PC atau komputer dalam
sebuah LAN disebut sebagai node, node bisa berupa server atau
workstation yang kadang disebut sebagai station saja. Minicomputer atau
Mainframe berfungsi sebagai host untuk sebuah dumb-terminal atau PC
(diskless workstation). LAN yang mengkoneksikan node melalui jaringan
publik telepon atau dedicated biasa disebut sebagai Wide Area Network
(WAN).
Node
terkoneksi ke jaringan melalui Network Interface Card (NIC) atau
network adapter. NIC diinstall di expansion-slot komputer, beberapa
vendor komputer membuat NIC yang sudah terpasang on-board di dalam papan
induknya. NIC terkoneksi ke jaringan secara langsung atau tidak
langsung. Setiap node minimal mempunyai satu interface, tidak tertutup
kemungkinan sebuah node dipasang dua atau lebih interface untuk koneksi
yang simultan ke beberapa jaringan sekaligus. Kemungkinan ini menjadi
salah satu solusi alternatif untuk menggantikan dedicated-router dengan
sebuah PC yang berfungsi sebagai router.
1. Topologi
Dalam kaitannya dengan konfigurasi, tipe LAN dibagi menjadi dua bagian:
ü Kaitan administrasi antar node, jaringan server-base dan jaringan peer-to-peer.
ü Kaitan
fisik dan logik antar node, ditentukan oleh bagaimana logika/fisik data
melewati jaringan yang dibedakan oleh arsitektur jaringan berupa
Ethernet, Token-Ring atau FDDI dll, dan tipe logik jaringan bus, ring
atau star.
Dalam
jaringan server-base sebuah server mengatur akses resource (file dan
print) untuk workstation. Server menjalankan Network Operating System
(NOS) untk menyediakan layanan dan mengotentifikasi workstation/user dan
klien menjalankan software NOS-client. Server bisa berbentuk dedicated
yang berfungsi hanya sebagai server, contohnya server Novell NetWare,
ada juga yang mempunyai dua fungsi sekaligus bisa dipakai sebagai
layaknya sebuah workstation. NOS yang non-dedicated lebih banyak disukai
pengguna, contoh yang non-dedicated adalah Windows NT Server dan hampir
semua mesin Unix dan Linux.
Peer-to-peer
network atau disingkat peer-network merupakan contoh jaringan yang
lebih egaliter, semua node bisa bertindak sebagai server maupun
workstation dan tidak ada autentifikasi terpusat, autentifikasi diatur
tersendiri di setiap node yang memberikan layanan. Server yang dimaksud
di sini bukanlah benda fisik tetapi sebuah terminologi dimana node yang
memberikan layanan dinamakan server dan node yang mengakses layanan
tersebut dinamakan klien. Secara simultan sebuah node dapat menjalankan
layanan server dan klien.
Topologi jaringan dibedakan atas layout antar node secara fisik dan logik. Secara fisik topologi jaringan berupa sistem bus, ring, star ataupun campuran.
Topologi jaringan dibedakan atas layout antar node secara fisik dan logik. Secara fisik topologi jaringan berupa sistem bus, ring, star ataupun campuran.
•
Sistem bus menggunakan media yang dipakai bersama antar node, contohnya
jaringan 10Base-2 dan 10base-5 yang menggunakan kabel coaxial.
• Sistem ring menggunakan koneksi antar node berbentuk melingkar, sistem ini dikembangkan oleh IBM.
•
Sistem star menggunakan konsentrator untuk koneksi semua node,
konsentrator ini bisa berupa hub ataupun switch. Topologi logik jaringan
dibedakan atas bagaimana data dilewatkan melalui jaringan. Secara
fundamental hanya ada dua topologi logik yaitu:
•
Bus, sistem ini menggunakan metoda broadcast ke jaringan untuk
komunikasi data dari node ke node. Setiap node akan menerima data dari
broadcast ini dan akan diabaikan jika memang bukan tujuannya. Broadcast
yang berlebihan bisa mengurangi kinerja jaringan, karena kondisi ini
dikenal metoda switching untuk mengurangi broadcast (berlaku hanya pada
jaringan kabel).
•
Ring, sistem ini menggunakan metoda token-passing dimana data yang
dikirim akan berputar melalui node ke node sampai node tujuan ditemukan.
Topologi logik pada implementasinya secara fisik bisa berbeda, misalnya topologi ethernet bus menggunakan kabel UTP dan concentrator hub (secara fisik topologinya adalah star). Topologi logik jauh berkembang lebih pesat dibandingkan dengan topologi fisik.
Topologi logik pada implementasinya secara fisik bisa berbeda, misalnya topologi ethernet bus menggunakan kabel UTP dan concentrator hub (secara fisik topologinya adalah star). Topologi logik jauh berkembang lebih pesat dibandingkan dengan topologi fisik.
2. Arsitektur Jaringan
Arsitektur
Jaringan terdiri dari perkabelan, topologi, media metoda akses dan
format paket. Arsitektur yang umum digunakan dalam jaringan adalah
berbasis kabel elektrik, melalui perkembangan teknologi optik kini
banyak digunakan juga serat kabel optik sebagai media alternatif beserta
kelebihan dan kekurangannya. Arsitektur Jaringan berada pada masa
kondisi transisi. ARCnet, Ethernet dan Token-Ring merupakan salah satu
contoh arsitektur lama yang akan segera digantikan dengan arsitektur
lain dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Arsitektur Jaringan yang sekarang banyak dipakai, meskipun dianggap obsolete, mendukung transmisi mulai dari 2,5 Mbps untuk jaringan ARCnet, 10 Mbps Ethernet dan 16 Mbps untuk jaringan Token-Ring. Arsitektur Jaringan ini telah dikembangkan untuk kinerja yang lebih tinggi, pada jaringan ARCnet ditingkatkan menjadi ARCnet Plus 20Mbps dan Ethernet ditingkatkan menjadi 100 Mbps Fast Ethernet dan 1000 Mbps dengan nama Gigabit Ethernet.
Selain pengembangan yang sudah ada, juga mulai diimplementasikan arsitektur baru seperti serat optik atau Fiber Distributed Data Interface (FDDI) dan Asynchronous Transfer Mode (ATM). Teknologi terakhir untuk serat optik adalah Synchronous Optical Network (SONET). Selain jaringan kabel tembaga dikenal juga jaringan nirkabel atau wireless. Jaringan nirkabel menggunakan sistem transmisi gelombang radio dan gelombang mikro (microwave). Serat optik mempunyai kelebihan yang sama dengan nirkabel dibandingkan jaringan kabel tembaga yaitu jangkauan jarak yang lebih jauh. Serat optik banyak dipakai untuk lintas pulau dan lintas negara yang lebih sering disebut kabel-laut, sedangkan nirkabel menggunakan komunikasi satelit. Kelemahan komunikasi satelit dibandingkan kabel-laut adalah komunikasi satelit mempunyai delay waktu yang lebih tinggi.
Arsitektur Jaringan yang sekarang banyak dipakai, meskipun dianggap obsolete, mendukung transmisi mulai dari 2,5 Mbps untuk jaringan ARCnet, 10 Mbps Ethernet dan 16 Mbps untuk jaringan Token-Ring. Arsitektur Jaringan ini telah dikembangkan untuk kinerja yang lebih tinggi, pada jaringan ARCnet ditingkatkan menjadi ARCnet Plus 20Mbps dan Ethernet ditingkatkan menjadi 100 Mbps Fast Ethernet dan 1000 Mbps dengan nama Gigabit Ethernet.
Selain pengembangan yang sudah ada, juga mulai diimplementasikan arsitektur baru seperti serat optik atau Fiber Distributed Data Interface (FDDI) dan Asynchronous Transfer Mode (ATM). Teknologi terakhir untuk serat optik adalah Synchronous Optical Network (SONET). Selain jaringan kabel tembaga dikenal juga jaringan nirkabel atau wireless. Jaringan nirkabel menggunakan sistem transmisi gelombang radio dan gelombang mikro (microwave). Serat optik mempunyai kelebihan yang sama dengan nirkabel dibandingkan jaringan kabel tembaga yaitu jangkauan jarak yang lebih jauh. Serat optik banyak dipakai untuk lintas pulau dan lintas negara yang lebih sering disebut kabel-laut, sedangkan nirkabel menggunakan komunikasi satelit. Kelemahan komunikasi satelit dibandingkan kabel-laut adalah komunikasi satelit mempunyai delay waktu yang lebih tinggi.
Di
awal millenium ketiga ini kita sudah menikmati jaringan kabel, jaringan
optik dan jaringan nirkabel radio. Mungkin suatu saat kita akan sempat
menikmati teknologi baru selain ketiga teknologi jaringan di atas,
semoga.
3. Perangkat Keras
3. Perangkat Keras
Perangkat
keras jaringan yang berbasis PC adalah komputer itu sendiri, kartu
jaringan, kabel, konektor, konsentrator kabel, pelindung dan
perlengkapan tambahan (tools).
Komputer
yang dipakai dalam jaringan umumnya mempunyai spesifikasi kelas AT
dengan prosesor 80386 ke atas, kelas prosesor ini mampu memproses data
dengan sistem arsitektur 32 bit. Untuk stations atau dumb-terminal bisa
lebih rendah spesifikasinya.
Kartu
jaringan atau Network Interface Card (NIC) menjadi syarat utama
komputer tergabung dalam sebuah jaringan, setiap komputer minimal
mempunyai satu kartu. Kartu jaringan dipasang harus sesuai dengan
arsitektur jaringan yang dipakai, kartu Ethernet tidak bisa dipasang di
jaringan Token-Ring. Umumnya kartu ARCnet dan Ethernet relatif lebih
murah dibandingkan dengan kartu Token-Ring, sedangkan kartu Serat Optik
jauh lebih mahal dibandingkan dengan komputer itu sendiri.
Kabel
yang digunakan bervariasi sesuai dengan topologi logik jaringan,
jaringan Ethernet Bus menggunakan kabel RG-58 atau thin-net coaxial,
RG-8 atau thick-net, sering juga disebut dengan Yellow Cable. ARCnet
juga menggunakan kabel rg-58 tetapi menggunakan sebuah consentrator.
Saat ini ARC sudah sangat jarang dipakai. Kabel jaringan yang paling
banyak dipakai sekarang adalah Unshielded Twisted Pair (UTP) atau
pasangan kabel berpilin tanpa pelindung. Untuk pemakaian luar gedung
digunakan Shielded Twisted Pair (STP). Dalam beberapa kondisi tertentu
terdapat pemakaian drop-cable di jaringan thick-net dan patch-cable di
jaringan UTP.
Konektor
yang dipakai dalam jaringan harus sesuai dengan jenis kabel dan jenis
NIC. Beberapa konektor tertentu harus disertakan dengan pemasangan
grounding untuk menghindari imbas listrik atau petir.
Selain
peralatan fisik juga dibutuhkan peralatan bantuan untuk pengerjaan
pemasangan kabel seperti crimper, AVOmeter dan network tester. Network
tester cukup mahal, bisa ribuan dollar, untuk jaringan kecil bisa cukup
dengan AVOmeter saja untuk memastikan kondisi sambungan yang dilakukan
crimper layak digunakan.
4. Perangkat Lunak
Perangkat
lunak jaringan terdiri dari driver interface (NIC), Sistem Operasi
Jaringan atau Network Operating System (NOS), Aplikasi Jaringan,
Aplikasi Manajemen dan Aplikasi Diagnostik/Monitoring dan Aplikasi
Backup. Beberapa dari elemen-elemen ini terbundel dalam satu paket NOS
dan sebagian berbentuk sebagai third-party software.
Driver
menjembatani kartu jaringan dengan perangkat lunak jaringan di sisi
server maupun workstation. Driver kartu jaringan spesifik terhadap jenis
kartu jaringan dan sistem operasi yang dipakai, biasanya selain
disediakan oleh vendor pembuat kartu tersebut juga kadang disediakan
oleh vendor sistem operasi jaringan. Jika anda kehilangan driver NIC
tersebut anda masih bisa mencari melalui internet ke situs vendor
tersebut atau ke situs NOS-nya.
Jenis
driver yang dikembangkan ada dua buah yaitu Open Data-Link Interface
(ODI) dan Network Driver Interface Specification (NDIS). Network
Operating System berjalan di server dan bertanggungjawab untuk memproses
request, mengatur jaringan, dan mengendalikan layanan dan device ke
semua workstation. NOS bisa saja merubah file system yang dipakai di
workstation secara transparan, misalnya pada sistem Novell Netware,
workstation menggunakan Windows dengan filesystem FAT dan server
menggunakan Netware File System, contoh lain yaitu koneksi Windows ke
Linux Samba.
Setiap
workstation membutuhkan aplikasi NOS client untuk dapat berkomunikasi
dengan server. Aplikasi ini sering juga disebut sebagai shell,
redirector, requestor atau client. Pada umumnya NOS client sudah
terbundel dalam sistem operasi, misalnya Samba client di Windows sudah
termasuk dalam Explorer.
Network
Aware Application adalah bundel aplikasi server yang didesain khusus
untuk sistem jaringan. Aplikasi ini mempunyai sifat aware terhadap
sistem jaringan seperti pencatatan akses, pembatasan akses tertentu,
dll. Aplikasi yang canggih dalam dunia client/server bahkan bisa membagi
proses ke mesin-mesin lain yang terpisah. Di Linux contohnya adalah
proyek Beowulf.
Network Management Software adalah perangkat lunak yang berfungsi memonitor jaringan. Elemen yang dimonitor bisa berupa aktivitas jaringan, hidup/matinya node, dll. Protokol Simple Network Management Protocol berfungsi untuk hal ini, jika semua node mendukung SNMP-agent maka perangkat lunak monitoring dapat memantau semua aktivitas yang terjadi di node misalnya kinerja processor, penggunaan RAM, trafik input/output dll. Salah satu aplikasi ini yang dikembangkan di Linux adalah NetSaintdan MRTG (Multi Router Traffic Grapher). Aplikasi Backup dalam NOS menjadi salah satu hal yang penting dalam jaringan, NOS biasanya sudah membundel aplikasi ini dalam paketnya. Backup bisa dilakukan secara software ataupun hardware, secara software seorang admin bisa melakukan remote backup ke mesin lain secara berkala, secara hardware backup biasanya dilakukan dengan disk-mirroring.
5. Pengembangan
Network Management Software adalah perangkat lunak yang berfungsi memonitor jaringan. Elemen yang dimonitor bisa berupa aktivitas jaringan, hidup/matinya node, dll. Protokol Simple Network Management Protocol berfungsi untuk hal ini, jika semua node mendukung SNMP-agent maka perangkat lunak monitoring dapat memantau semua aktivitas yang terjadi di node misalnya kinerja processor, penggunaan RAM, trafik input/output dll. Salah satu aplikasi ini yang dikembangkan di Linux adalah NetSaintdan MRTG (Multi Router Traffic Grapher). Aplikasi Backup dalam NOS menjadi salah satu hal yang penting dalam jaringan, NOS biasanya sudah membundel aplikasi ini dalam paketnya. Backup bisa dilakukan secara software ataupun hardware, secara software seorang admin bisa melakukan remote backup ke mesin lain secara berkala, secara hardware backup biasanya dilakukan dengan disk-mirroring.
5. Pengembangan
Pengembangan
jaringan meliputi 4 tahap yang harus dilalui untuk mendapatkan hasil
yang sempurna dalam jaringan. Keempat tahap tersebut adalah planning
(perencanaan), design (perancangan), implementation (implementasi) dan
operation (operasional).
a. Perencanaan
Tahap
awal ini bertujuan untuk mendapatkan needs (kebutuhan), keinginan
(desirability) dan kepentingan (interest). Untuk mendapatkan ketiga hal
ini harus dilakukan survey ataupun wawancara terhadap user. Selain itu
harus ditentukan pendekatan yang paling feasible untuk tahapan
selanjutnya.
Satu
langkah yang paling penting dalam perencanaan jaringan ini adalah
pencarian/investigasi dalam konteks sebelum jaringan terbentuk.
Investigasi ini ditujukan untuk mencari pola kerja, alur, trafik dan
kemungkinan bottleneck di dalam jaringan, selain itu investigasi ini
bisa membantu dalam kemungkinan kebutuhan di masa selanjutnya. Berbicara
dengan user langsung akan mendapatkan input yang lebih signifikan
tentang kebutuhan mereka, keinginan dan mungkin juga ketakutan user.
Sebagai admin anda harus bekerjasama dengan user.
Keputusan
terhadap sistem jaringan bisa dilakukan dengan dua hal, memenuhi
kebutuhan secara langsung atau memenuhi kebutuhan melalui hal yang
bersifat alternatif. Dalam beberapa kondisi investasi di awal mungkin
lebih besar dibandingkan dengan operasional yang ada, tapi di masa
mendatang investasi maupun operasional selanjutnya bisa jauh lebih
kecil. Selain kebutuhan di atas juga harus didefinisikan batasan yang
ada seperti perangkat yang ada, kemampuan user, kondisi lingkungan
seperti suhu dan kelembaban dll.
Langkah
selanjutnya adalah merancang biaya dengan batasan faktor-faktor
kebutuhan dan keinginan di atas. Elemen-elemen yang menyangkut
pembiayaan antara lain:
• Kabel, biaya kabel itu sendiri dan proses instalasinya, bisa terjadi biaya instalasi lebih tinggi dari biaya kabel itu sendir.
• Perangkat Keras, seperti komputer, NIC, terminator, hub dll.
• Perangkat Lunak, NOS, client dan berbagai aplikasinya.
• Pelindung Jaringan, seperti Uninterruptible Power System (UPS), anti petir, spark arrester.
• Biaya habis, biaya konsultan, arsitek maupun operator pada saat instalasi.
• Biaya berjalan, seperti biaya bulanan bandwidth, listrik, AC, gaji admin dan operator.
• Biaya pelatihan untuk administrator dan user.
Selain
elemen-elemen di atas ada satu yang sering dilupakan yaitu biaya
downtime. Downtime terjadi pada saat pemindahan dari sistem lama ke
sistem baru, pada saat downtime ini terjadi pengurangan produktifitas
karena user harus menunggu sistem yang baru berjalan dan pada saat
sistem baru ini mendapatkan kegagalan, sementara sistem harus
dikembalikan ke keadaan semula.
b. Perancangan
b. Perancangan
Tahap
ini merupakan detail perencanaan di atas. Dalam tahap ini faktor-faktor
yang ada dalam perencanaan dijabarkan secara detail untuk kebutuhan
tahap selanjutnya pada saat implementasi. Perancangan jaringan adalah
proses yang mystic-mixture art, science, keberuntungan (luck) dan
accident (terjadi begitu saja). Meskipun penuh dengan proses yang
misterius ada banyak jalan dan strategi untuk melaluinya.
Jumlah
node dan pendelegasian tugas. Isu yang banyak dikenal dalam perancangan
jaringan adalah jumlah node/titik yang ada. Dari jumlah node yang ada
bisa kita definisikan tugas yang harus dikerjakan oleh setiap node,
misalnya karena jumlah node sedikit print-server cukup satu disambungkan
di server atau di salah satu workstation. Jika jumlah node lebih banyak
ada kemungkinan terjadi duplikasi tugas untuk dibagi dalam beberapa
segmen jaringan untuk mengurangi bottleneck.
Pendefinisian
Operasional Jaringan. Langkah yang bagus jika anda mendapatkan
perhitungan sumber daya dan pemakaian jaringan. Perhitungan ini
berkaitan dengan spesifikasi perangkat keras yang akan dipakai seperti
apakah harus menggunakan switch daripada hub, seberapa besar memory yang
dibutuhkan, apakah dibutuhkan kabel riser fiber optik karena jaringan
menyangkut bangunan berlantai banyak, dan sebagainya.
Pendefinisian
Administrasi Keamanan. Tipe keamanan jaringan berkaitan banyak dengan
jenis autentifikasi dan data dalam jaringan. Selain ancaman terhadap
jaringan dari arah luar juga harus diperhatikan ancaman dari arah dalam,
dari user jaringan itu sendiri. Pertimbangan terhadap keamanan ini juga
mempengaruhi pemakain peralatan baik secara fisik dan logik. Secara
fisik misalnya penggunaan switch lebih aman terhadap proses sniffing
dari satu node ke broadcast jaringan, selain meningkatkan kinerja
jaringan (pengurangan broadcast yang berlebihan), secara logik misalnya
penggunaan protokol jaringan yang dipakai (apakah cukup protokol TCP/IP
saja?), pemakaian protokol yang secure yang dienkrip seperti SSH (Secure
SHell), SSL (Secure Socket Layer) dan PGP (Pretty Good Privacy).
Pendefinisian
Administratif Jaringan. Untuk kelancaran operasional jaringan harus ada
pembagian tugas dalam memaintenance jaringan, baik yang menyangkut
perangkat lunak, standar prosedur maupun yang berkaitan dengan sumber
daya manusia seperti administrator dan operator. Aspek-aspek yang
berkaitan dengan operasional ini antara lain:
• Perawatan dan backup, kapan, siapa dan menggunakan apa.
• Pemantauan software dan upgrade untuk memastikan semua software aman terhadap bugs.
• Standar prosedur untuk kondisi darurat seperti mati listrik, virus ataupun rusaknya sebagian dari alat.
•
Regulasi yang berkaitan dengan keamanan, seperti user harus menggunakan
password yang tidak mudah ditebak atau penggantian password secara
berkala.
Checklist
dan Worksheet. Checklist dan Worksheet berfungsi sebagai catatan
kebutuhan, kejadian dan prosedur yang terjadi dalam jaringan, biasanya
berbentuk form yang diisi oleh user ataupun siapa saja yang berkaitan
dengan kejadian yang terjadi. Checklist dapat digunakan dalam memproses
kegiatan yang terjadi untuk bahan pelaporan dan evaluasi. Setelah
jaringan terbentuk bisa saja sistem manual ini dipindahkan dalam bentuk
digital menjadi Frequently Ask Questions (FAQ) dan trouble-ticket.
Beberapa vendor NOS tertentu membuat sistem checklist yang bisa dipakai
langsung oleh user. Di sisi operator jaringan ada juga yang menggunakan
sistem maintenance sheet yang digunakan oleh operator/admin untuk
memastikan prosedur perawatan berjalan sempurna.
c. Implementasi
c. Implementasi
Pemasangan
jaringan secara aktual terjadi pada tahap implementasi. Di tahap ini
semua rencana dan rancangan diterapkan dalam pekerjaan fisik jaringan.
Beberapa pertimbangan dan saran dalam melakukan instalasi jaringan:
Beberapa pertimbangan dan saran dalam melakukan instalasi jaringan:
- Tetap informasikan ke user apapun yang terjadi selama pemasangan.
- Dapatkan diagram eksisting jaringan, jika terjadi kemungkinan kabel yang sudah eksis tetap bisa dipakai atau digunakan sebagai backup/cadangan
- Tes semua komponen sebelum dipasang dan tes kembali setelah komponen terpasang.
- Kabel dan komponen harus dipasang oleh orang yang mengerti tentang hal tersebut.
- Jangan melanjutkan ke langkah berikutnya sebelum memastikan langkah sebelumnya telah benar-benar selesai.
- Catat dengan eksak perangkat keras yang dipasang termasuk aksesorisnya, seperti catu daya (power suplly), patch cable, konektor dsb.
- Catat masing-masing komponen yang terinstall termasuk spesifikasi dan lokasinya.
- Setelah semua terpasang tes secara menyeluruh dalam jaringan.
- • Install aplikasi dalam jaringan dan lakukan tes. Jangan melakukan tes dengan data yang sebenarnya, gunakan fake-data (data contoh).
Selain
catatan instalasi buatlah manual yang detail untuk administrator,
supervisor, operator maupun user. Manual ini bisa dijadikan sebagai
prosedur standar dalam operasional maupun perawatan. Lengkapi manual
dengan diagram dan as-built-drawing dari sistem kabel yang dipasang.
Tahap implementasi harus dibarengi dengan proses pelatihan. Proses pelatihan ini ditujukan ke semua pemakai jaringan baik itu administrator, supervisor, operator maupun user. Proses pelatihan bisa diadakan secara in-house maupun outside training. Tahap pelatihan ini juga menjadi faktor dalam pembiayaan jaringan secara keseluruhan. Implementasi dalam lingkungan kerja. Selain implementasi sebuah jaringan baru dalam kondisi tertentu dalam lingkungan kerja tidaklah semudah memasang jaringan yang benar-benar baru. Banyak pertimbangan yang harus diperhatikan seperti adaptasi terhadap jaringan baru, waktu downtime dan masalah lain yang bisa saja timbul. Ada beberapa strategi dalam menghadapi hal ini:
Tahap implementasi harus dibarengi dengan proses pelatihan. Proses pelatihan ini ditujukan ke semua pemakai jaringan baik itu administrator, supervisor, operator maupun user. Proses pelatihan bisa diadakan secara in-house maupun outside training. Tahap pelatihan ini juga menjadi faktor dalam pembiayaan jaringan secara keseluruhan. Implementasi dalam lingkungan kerja. Selain implementasi sebuah jaringan baru dalam kondisi tertentu dalam lingkungan kerja tidaklah semudah memasang jaringan yang benar-benar baru. Banyak pertimbangan yang harus diperhatikan seperti adaptasi terhadap jaringan baru, waktu downtime dan masalah lain yang bisa saja timbul. Ada beberapa strategi dalam menghadapi hal ini:
· Cold conversion, strategi ini adalahØ
penggantian total dari jaringan lama (atau tanpa jaringan) ke jaringan
baru. Strategi ini termasuk paling mudah dilakukan tetapi strategi ini
biasanya tidak dipakai untuk jaringan yang mempunyai tugas/misi yang
kritis seperti jaringan yang menghubungkan kasir pasar swalayan, tidak
boleh terjadi downtime.
· Conversion with overlap, strategi iniØ
melakukan pemasangan dan operasional secara paralel, selama jaringan
baru dipasang jaringan lama tetap berjalan sambil sedikit demi sedikit
beralih ke jaringan baru. Strategi ini harus mempertimbangkan waktu jika
faktor waktu menjadi batasan utama.
· Piecemeal conversion, strategi ini mirip dengan strategi sebelumnya hanya dilakukan secara lebih detail dan bertahap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar